Ikntoday.id, Samarinda – Industri manufaktur, yang berkontribusi hampir 19 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2023, dinilai sebagai sektor kunci dalam perekonomian masa depan.
Di Kalimantan Timur sektor ini diharapkan bisa menggantikan ketergantungan pada sektor pertambangan dan hasil bumi, yang dianggap tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Agusriansyah Ridwan, anggota DPRD Kaltim, mendorong pengembangan sektor manufaktur sebagai langkah strategis untuk memperkuat perekonomian daerah.
“Kita harus berbenah dan mulai beralih fokus ke sektor manufaktur. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan tenaga kerja profesional, Kaltim memiliki potensi besar untuk membangun industri manufaktur yang kuat,” ungkapnya.
Sektor manufaktur, yang mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, telah menjadi primadona investasi dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan bahwa sektor ini menyerap lebih dari 40 persen total investasi yang masuk ke Indonesia dalam enam tahun terakhir, dengan nilai mencapai ratusan triliun rupiah.
Menurut Agusriansyah, manufaktur tak hanya menjadi prioritas nasional, namun juga relevan bagi Kaltim untuk menciptakan ekonomi yang lebih tangguh. Ia mengajak pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan lebih banyak pabrik manufaktur guna memaksimalkan potensi yang ada di Kaltim.
Selain itu, Agusriansyah juga mendorong peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk merancang program kerja jangka menengah dan panjang di sektor ini. Ia menyebut, kontribusi BUMD terhadap pendapatan daerah masih minim. Dengan memanfaatkan potensi industri manufaktur, BUMD bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pada 2023, kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian Kaltim tercatat sebesar 17,73 persen atau senilai 149,53 triliun rupiah. Namun, angka ini masih jauh dari potensi maksimal yang bisa dicapai jika kita memberikan perhatian lebih besar,” ucapnya.
Agusriansyah optimistis, dengan pengelolaan yang tepat serta dukungan pemerintah dan swasta, sektor manufaktur di Kaltim dapat berkembang pesat. Hal ini, lanjutnya, akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah, sekaligus menjadikan manufaktur sebagai pilar ekonomi masa depan Kaltim.
“Kita perlu memaksimalkan potensi yang ada agar sektor manufaktur bisa menjadi motor penggerak ekonomi Kaltim. Ini adalah langkah strategis untuk keberlanjutan ekonomi daerah,” pungkasnya. (MH/Adv/DPRDKaltim)